Tata Nama Senyawa Anorganik Lengkap
https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2017/07/tata-nama-senyawa-anorganik.html
Daftar Materi Kimia
Advertisement
Baca Juga:
Tentunya kalian sudah tahu bahwa berbagai unsur dapat membentuk ikatan ion maupun ikatan kovalen. Dengan demikian, pasti akan terdapat banyak sekali senyawa-senyawa hasil ikatan tersebut yang bisa kita jumpai di alam ini. Ada jenis senyawa yang tersusun atas dua unsur pembentuk, seperti NaCl, H2O, CH4 atau bahkan lebih dari dua unsur, misalnya H2SO4, Ca(ClO)2, C6H12O6 dan Fe(NH4)2SO4. Lalu tahukan kalian aturan pemberian nama senyawa-senyawa yang telah disebutkan tadi?
Untuk mempermudah penamaan, senyawa dikelompokkan menjadi 2 yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Nah, senyawa anorganik ini dibagi lagi menjadi senyawa biner ionik, senyawa biner kovalen, senyawa poliatomik, senyawa hidrat, senyawa asam, senyawa basa dan senyawa garam. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara tuntas mengenai tata nama senyawa anorganik yang meliputi ketujuh jenis senyawa anorganik tersebut.
Namun sebelum masuk ke pembahasan tata nama senyawa anorganik yang terdiri atas tujuh jenis senyawa, tahukah kalian apa itu senyawa anorganik? Untuk mengetahui jawabannya, silahkan kalian simak secara seksama penjelasan singkat berikut ini.
Pengertian Senyawa Anorganik
Definisi dari senyawa anorganik dapat dibedakan menjadi dua versi, yaitu menurut versi sejarah dan menurut versi modern. Menurut versi sejarah, senyawa anorganik merupakan senyawa yang tidak berasal dari makhluk hidup atau senyawa yang umumnya menyusun material atau benda tak hidup. Sedangkan menurut versi modern, senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak mengandung atom karbon.
Dari dua versi definisi senyawa anorganik di atas, dapat kita simpulkan bahwa senyawa anorganik adalah senyawa yang tidak mengandung atom karbon yang berasal dari material alam atau benda tak hidup.
Dari pengertian senyawa anorganik tersebut, bukan berarti bahwa semua senyawa yang mengandung karbon bukan termasuk senyawa anorganik karena ada beberapa senyawa yang mengandung karbon tetapi termasuk senyawa anorganik seperti senyawa karbida (CaC2 dan Mg2C3), senyawa karbonat (Na2CO3, dan NaHCO3), senyawa sianida (HCN, KCN, KSCN dan NH4OCN) serta gas CO2 yang merupakan bagian dari atmosfer dan dilepaskan selama respirasi seluler.
Tata Nama Senyawa Anorganik
Jika kalian sudah paham apa yang dimaksud dengan senyawa anorganik, kini saatnya kita membahas tentang sistem atau aturan penamaan senyawa anorganik menurut IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry). Jenis senyawa Anorganik yang akan kita pelajari penamaannya meliputi:
1
| |
2
| |
3
| |
4
| |
5
| |
6
| |
7
|
Untuk memahami tata nama semua jenis senyawa anorganik di atas, perhatikan penjelasan berikut ini.
#1 Tata Nama Senyawa Biner Ionik
Penamaan senyawa ion biner (tersusun atas dua atom) tidak terlepas dari nama-nama kation dan anion pembentuk senyawa ion tersebut. Maka dari itu, kalian harus mengenal terlebih dahulu nama-nama kation dan anion yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel Nama-nama Kation dan Anion Beberapa Unsur
Kation
|
Nama
|
Anion
|
Nama
|
Na+
|
Natrium
|
H-
|
Hidrida
|
K+
|
Kalium
|
N3-
|
Nitrida
|
Rb+
|
Litium
|
O2-
|
Oksida
|
Cs+
|
Sesium
|
S2-
|
Sulfida
|
Mg2+
|
Magnesium
|
F-
|
Fluorida
|
Ca2+
|
Kalsium
|
Cl-
|
Klorida
|
Sr2+
|
Stronsium
|
Br-
|
Bromida
|
Ba2+
|
Barium
|
I-
|
Iodida
|
Al3+
|
Aluminium
|
Se2-
|
Selenida
|
Zn2+
|
Seng
|
P3-
|
Fosfida
|
Ag+
|
perak
|
As3-
|
Arsenida
|
Pada senyawa ion biner, senyawa dibentuk dari ion logam (kation) dan nonlogam (anion). Pemberian nama dimulai dari nama logam kemudian nama nonlogam dengan diberi akhiran –ida. Perhatikan contoh berikut ini.
Nama senyawa CaBr2 menjadi kalsium bromida.
Berikut ini contoh pemberian nama beberapa senyawa biner.
NaCl
|
=
|
Natrium klorida
|
CaS
|
=
|
Kalsium sulfida
|
NaBr
|
=
|
Natrium bromida
|
CaO
|
=
|
Kalsium oksida
|
KI
|
=
|
Kalium iodida
|
MgBr2
|
=
|
Magnesium bromida
|
KF
|
=
|
Kalium fluorida
|
BaCl2
|
=
|
Barium klorida
|
Beberapa logam seperti unsur transisi memiliki lebih dari satu macam ion, misalnya Fe2+ dan Fe3+. Senyawanya dengan Cl- membentuk FeCl2 dan FeCl3. Pemberian nama unsur senyawa tersebut mengikuti aturan sebagai berikut.
•Ion logam yang bermuatan lebih tinggi diberi akhiran –i dibelakang nama logam itu dalam bahasa latin, sedangkan yang muatannya lebih rendah diberik akhiran –o.
•Di belakang nama logam (dalam bahasa indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam diberi akhiran –ida.
Contoh:
FeCl2 dan FeCl3 diberi nama sebagai berikut.
FeCl2 diberi nama Ferro klorida atau besi(II) klorida
FeCl3 diberi nama Ferri klorida atau besi(III) klorida
#2 Tata Nama Senyawa Biner Kovalen
Berbeda dengan senyawa biner ion yang terbentuk dari unsur logam dengan nologam, senyawa biner kovalen dibentuk dari dua unsur nonlogam, contohnya amoniak NH3, metana CH4 dan air H2O. Nama senyawa tersebut adalah nama yang dikenal sehari-hari. Lalu bagaimana tata nama senyawa kovalen biner secara sistematik? Simak baik-baik penjelasan penting berikut ini.
Jika dua buah atom nonlogam berikatan, misalkan saja C dan O, kedua unsur ini dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa yaitu CO dan CO2. Atau jika atomnya adalah N dan O, maka senyawa yang dibentuk lebih banyak lagi yaitu NO, NO2, N2O, N2O5 dan sebagainya. Dalam hal penamaan, untuk membedakan antara senyawa yang satu dengan senyawa yang lain, maka dalam pemberian namanya kita akan menyebutkan jumlah atom penyusunnya. Jumlah atom penyusun senyawa ditulis dalam bahasa Romawi yaitu.
1
|
=
|
Mono
|
6
|
=
|
Heksa
|
2
|
=
|
Di
|
7
|
=
|
Hepta
|
3
|
=
|
Tri
|
8
|
=
|
Okta
|
4
|
=
|
Tetra
|
9
|
=
|
Nona
|
5
|
=
|
Penta
|
10
|
=
|
Deka
|
Tata nama senyawa kovalen biner sesuai dengan aturan IUPAC yaitu dengan menuliskan jumlah unsur pertama, nama unsur pertama, jumlah unsur kedua dan nama unsur kedua diikuti akhiran –ida. Perhatikan contoh berikut ini.
N2O4 diberi nama dinitrogen tetraoksida
Pada senyawa kovalen yang jumlah unsur pertamanya satu, awalan mono tidak perlu dicantumkan. Contohnya PCl5 diberi nama fosfor pentaklorida bukan monofosfor pentaklorida. Berikut ini beberapa contoh nama senyawa kovalen biner dalam bentuk tabel.
Tabel Beberapa Nama Senyawa Kovalen Biner
Rumus Senyawa
|
Nama Senyawa
|
Rumus Senyawa
|
Nama Senyawa
|
CO
|
karbon monoksida
|
P2O3
|
difosfor trioksida
|
CO2
|
karbon dioksida
|
P2O5
|
difosfor pentaoksida
|
SO3
|
belerang trioksida
|
N2O5
|
dinitrogen pentaoksida
|
Cl2O7
|
dikloro heptaoksida
|
SF4
|
sulfur tetrafluorida
|
S2Cl2
|
disulfur diklorida
|
PCl3
|
fosfor triklorida
|
#3 Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik umumnya merupakan senyawa ion yang terbentuk antara unsur logam yang melepaskan elektron membentuk ion positif (kation) dan unsur-unsur nonlogam yang saling ber-ikatan kovalen membentuk ion negatif (anion). Anion-anion senyawa poliatomik ini sebagian besar tersusun dari atom oksigen. Atom oksigen tersebut berikatan dengan atom nonlogam lainnya yang sering disebut dengan oksoanion.
Jumlah oksigen pada oksoanion untuk beberapa ion poliatomik berbeda-beda. Nah, peningkatan jumlah atom oksigen inilah yang sering dijadikan acuan dalam penamaan senyawa poliatomik. Semakin banyak jumlah oksigen, semakin tinggi bilangan oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom-atom oksigen tersebut. Tata nama senyawa poliatomik berdasarkan peningkatan bilangan oksidasi atom nonlogam yang mengikat atom-atom oksigen adalah sebagai berikut.
Untuk anion sejenis tetapi jumlah oksigennya berbeda, aturan tata namanya yaitu:
•Jika mengandung oksigen lebih banyak namanya diberi akhiran –at.
•Jika mengandung jumlah oksigen lebih sedikit namanya diberi akhiran –it.
•Khusus untuk anion OH- dan CN- diberi akhiran –ida.
Contoh:
NO3-
|
=
|
Nitrat
|
NO2-
|
=
|
Nitrit
|
SO42-
|
=
|
Sulfat
|
SO32-
|
=
|
Sulfit
|
PO42-
|
=
|
Fosfat
|
PO32-
|
=
|
Fosfit
|
OH-
|
=
|
Hidroksida
|
CN-
|
=
|
Sianida
|
Pemberian nama senyawa poliatom diawali dengan menyebutkan nama kation kemudian nama anionnya. Rumus penamaan senyawa poliatomik dapat kita tuliskan sebagai berikut.
Nama Kation (Logam) + Nama Anion (Ion Poliatomik)
Contoh:
NaNO2
|
=
|
Natrium nitrit
|
CaSO4
|
=
|
Kalsium sulfat
|
NaNO3
|
=
|
Natrium nitrat
|
MgCO3
|
=
|
Magnesium karbonat
|
K2SO3
|
=
|
Kalium sulfit
|
Ba(NO3)2
|
=
|
Barium nitrat
|
K2SO4
|
=
|
Kalium sulfat
|
Al2(SO4)3
|
=
|
Aluminium sulfat
|
NaOH
|
=
|
Natrium hidroksida
|
NaCN
|
=
|
Natrium Sianida
|
Untuk unsur halogen, seperti klor (Cl) dapat mengikat oksigen dengan jumlah paling banyak sampai dengan 4 dan paling sedikit 1 atom oksigen. Oleh karena itu, cara pemberian namanya adalah sebagai berikut.
•Untuk ion yang mengikat oksigen paling sedikit diberi awalan hipo dan akhiran –it.
•Untuk ion yang mengikat oksigen paling banyak diberi awalan per dan akhiran –at.
Contoh:
NaClO
|
=
|
Natrium hipoklorit
|
NaClO2
|
=
|
Natrium klorit
|
NaClO3
|
=
|
Natrium klorat
|
NaClO4
|
=
|
Natrium perklorat
|
Untuk mempermudah kalian dalam memberi penamaan pada senyawa poliatomik, berikut ini adalah tabel nama-nama kation dan anion baik monoatomik maupun poliatomik.
Tabel Jenis-Jenis Kation Monoatomik dan Poliatomik
No
|
Rumus
|
Nama Ion
|
No
|
Rumus
|
Nama ion
|
1
|
Na+
|
Natrium
|
13
|
Pb2+
|
Timbal(II)
|
2
|
K+
|
Kalium
|
14
|
Pb4+
|
Timbal(IV)
|
3
|
Ag+
|
Argentum/Perak
|
15
|
Fe2+
|
Besi(II)
|
4
|
Mg2+
|
Magnesium
|
16
|
Fe3+
|
Besi(III)
|
5
|
Ca2+
|
Kalsium
|
17
|
Hg+
|
Raksa(I)
|
6
|
Sr2+
|
Stronsium
|
18
|
Hg2+
|
Raksa(II)
|
7
|
Ba2+
|
Barium
|
19
|
Cu+
|
Tembaga(I)
|
8
|
Zn2+
|
Seng
|
20
|
Cu2+
|
Tembaga(II)
|
9
|
Ni2+
|
Nikel
|
21
|
Au+
|
Emas(I)
|
10
|
Al3+
|
Aluminium
|
22
|
Au3+
|
Emas(III)
|
11
|
Sn2+
|
Timah(II)
|
23
|
Pt4+
|
Platina(IV)
|
12
|
Sn4+
|
Timah(IV)
|
24
|
NH4+
|
Amonium
|
Tabel Jenis-jenis Anion Monoatomik dan Poliatomik
No
|
Rumus
|
Nama Ion
|
No
|
Rumus
|
Nama ion
|
1
|
OH–
|
Hidroksida
|
16
|
C2O42–
|
Oksalat
|
2
|
F–
|
Fluorida
|
17
|
PO33–
|
Fosfit
|
3
|
Cl–
|
Klorida
|
18
|
PO43–
|
Fosfat
|
4
|
Br–
|
Bromida
|
19
|
AsO33–
|
Arsenit
|
5
|
I–
|
Iodida
|
20
|
AsO43–
|
Arsenat
|
6
|
CN–
|
Sianida
|
21
|
SbO33–
|
Antimonit
|
7
|
O2–
|
Oksida
|
22
|
SbO43–
|
Antimonat
|
8
|
S2–
|
Sulfida
|
23
|
ClO–
|
Hipoklorit
|
9
|
NO2 –
|
Nitrit
|
24
|
ClO2 –
|
Klorit
|
10
|
NO3–
|
Nitrat
|
25
|
ClO3 –
|
Klorat
|
11
|
CH3COO–
|
Asetat
|
26
|
ClO4 –
|
Perklorat
|
12
|
CO32–
|
Karbonat
|
27
|
MnO4–
|
Permanganat
|
13
|
SiO32–
|
Silikat
|
28
|
MnO42–
|
Manganat
|
14
|
SO32–
|
Sulfit
|
29
|
CrO42–
|
Kromat
|
15
|
SO42–
|
Sulfat
|
30
|
Cr2O72–
|
Dikromat
|
#4 Tata Nama Senyawa Hidrat
Senyawa hidrat merupakan salah satu senyawa kimia berwujud kristal yang molekulnya berikatan dengan molekul air. Contoh senyawa hidrat adalah CuSO4.5H2O, dari rumus kimia senyawa tersebut mengandung arti bahwa setiap satu molekul CuSO4 berikatan dengan lima molekul air (H2O). Contoh lainnya adalah senyawa CaCl2.2H2O yang berarti bahwa satu molekul CaCl2 berikatan dengan dua molekul H2O.
Dari dua contoh senyawa hidrat di atas, dapat diketahui bahwa senyawa hidrat tersusun atas senyawa ion dan air. Perhatikan skema berikut ini.
CuSO4.5H2O → Cu2+ + SO42- + 5 H2O
CaCl2.2H2O → Ca2+ + Cl- + 2 H2O
Karena tersusun atas senyawa ion, maka penamaan senyawa hidrat mengikuti sistem tata nama senyawa ion dengan tambahan jumlah molekul air yang ditulis dengan sistematika nomor Romawi lalu kata hidrat. Secara ringkas, aturan penamaan senyawa hidrat mengikuti aturan rumus berikut ini.
Kation + Anion + Jumlah Air + Hidrat
Contoh:
CuSO4.5H2O
|
=
|
Tembaga(II) sulfat pentahidrat
|
CaCl2.2H2O
|
=
|
Kalsium klorida dihidrat
|
#5 Tata Nama Senyawa Asam
Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan mempunyai rasa asam, misalnya asam asetat (asam cuka). Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam yang bertindak ion positifnya. Pada umumnya, asam merupakan senyawa biner yang mengandung hidrogen, oksigen dan unsur nonlogam.
Meskipun demikian, senyawa asam dibedakan menjadi dua yaitu asam biner dan asam poliatomik atau asam oksi. Asam biner adalah asam yang terdiri dari dua jenis atom sedangkan asam oksi adalah asam yang mengandung oksigen dan umumnya asam oksi ini memiliki anion poliatomik sehingga disebut juga asam poliatomik.
Aturan penamaan senyawa asam dengan menyebut atom H (ion positif) dengan asam dan dirangkai dengan menyebut nama ion negatifnya (anion). Agar lebih mudah mengingatnya, perhatikan rumus tata nama senyawa asam berikut ini.
Asam + Nama Anion
Contoh:
H3PO4
|
→
|
3H+
|
+
|
PO43-
|
↓
|
↓
| |||
ion asam
|
Anion sisa asam
(fosfat)
|
Nama asam di atas adalah asam fosfat. Perhatikan contoh nama asam lainnya berikut ini.
HF
|
=
|
Asam fluorida
|
HBr
|
=
|
Asam bromida
|
HI
|
=
|
Asam iodida
|
HCN
|
=
|
Asam sianida
|
H2SO4
|
=
|
Asam sulfat
|
HNO3
|
=
|
Asam nitrat
|
HNO2
|
=
|
Asam nitrit
|
CH3COOH
|
=
|
Asam asetat
|
#6 Tata Nama Senyawa Basa
Basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH- dan mempunyai rasa pahit serta bersifat kaustik artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Contoh senyawa basa adalah amonia. Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-. Aturan penamaan senyawa basa dengan menyebutkan nama ion positifnya (kation) diikuti kata hidroksida untuk menyebut ion OH-. Coba kalian perhatikan rumus tata nama senyawa basa berikut ini agar mudah mengingat.
Nama Kation + Hidroksida
Contoh:
NaOH
|
→
|
Na+
|
+
|
OH-
|
↓
|
↓
| |||
natrium
|
hidroksida
|
Ca(OH)2
|
→
|
Ca2+
|
+
|
2OH-
|
↓
|
↓
| |||
kalsium
|
hidroksida
|
Nama basa untuk NaOH adalah natrium hidroksida sedangkan Ca(OH)2 adalah kalsium hidroksida. Perhatikan contoh nama asam lainnya berikut ini.
Al(OH)3
|
=
|
Aluminium hidroksida
|
Cu(OH)2
|
=
|
Tembaga(II) hidroksida
|
Ba(OH)2
|
=
|
Barium hidroksida
|
Mg(OH)2
|
=
|
Magnesium hidroksida
|
#7 Tata Nama Senyawa Garam
Garam merupakan senyawa hasil reaksi antara asam dengan basa, misalnya garam CuSO4. Garam terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Penamaan garam sama dengan tata nama senyawa ion yaitu dengan menyebut nama kation diikuti nama anionnya. Khusus kation dari unsur yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu (ex. Sn, Pb, Fe, Cu dan Au) bilangan oksidasinya ditulis dalam kurung dengan angka romawi. Perhatikan rumus tata nama senyawa garam berikut ini.
Nama Kation + Nama Anion
Berikut ini adalah contoh nama-nama senyawa garam beserta kation, anion serta rumus kimia dalam bentuk tabel.
Tabel Nama-nama Garam
Kation
|
Anion
|
Rumus Garam
|
Nama Garam
|
Na+
|
NO2-
|
NaNO2
|
Natrium nitrit
|
Mg2+
|
PO43-
|
Mg3(PO4)2
|
Magnesium fosfat
|
Fe3+
|
SO42-
|
Fe2(SO4)3
|
Besi(III) sulfat
|
Hg2+
|
Cl-
|
HgCl2
|
Raksa(II) klorida
|
Cu+
|
O2-
|
Cu2O
|
Tembaga(I) oksida
|
Demikianlah artikel tentang tata nama senyawa anorganik sederhana yang terdiri atas senyawa biner ionik, kovalen, poliatomik, hidrat, asam, basa dan garam lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Apabila terdapat kesalahan tanda, simbol, huruf maupun angka dalam penulisan artikel mohon dimaklumi. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Ka izin copy paste boleh? Beberapa buat tugad sekolah
ReplyDelete