16 Perbedaan Sifat Larutan Elektrolit Kuat & Lemah Dalam Bentuk Tabel dan Penjelasannya
https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2018/01/perbedaan-larutan-elektrolit-kuat-dan-lemah.html?m=0
Daftar Materi Kimia
Advertisement
Baca Juga:
Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat dikelopokkan menjadi dua jenis, yaitu:
■ Larutan elektrolit kuat
Yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik besar. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji dalam penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh larutan elektrolit kuat antara lain larutan NaCl, KOH, H2SO4 , dan HCl.
■ Larutan elektrolit lemah
Yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil karena tidak semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi sebagian. Jika diuji dengan penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala redup. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
Secara umum, perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tabel Perbedaan Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Larutan Elektrolit Kuat
|
Larutan Elektrolit Lemah
|
Menyebabkan nyala lampu terang pada alat uji daya hantar listrik
|
Menyebabkan nyala lampu redup atau tidak menyala pada alat uji alat uji daya hantar listrik
|
Menimbulkan banyak gelembung gas pada elektrode alat uji elektrolit
|
Menimbulkan gelembung gas lebih sedikit pada elektrode alat uji elektrolit
|
Di dalam larutan terionisasi sempurna
|
Di dalam larutan terionisasi sebagian
|
Jumlah ion dalam larutan relatif banyak
|
Jumlah ion dalam larutan relatif sedikit
|
Menunjukkan daya hantar listrik yang kuat
|
Menunjukkan daya hantar listrik yang lemah
|
Derajat ionisasi mendekati 1 (α ≅ 1)
|
Derajat ionisasi kurang dari 1 (α < 1)
|
Zat terlarut berada dalam bentuk ion-ion dan tidak ada molekul zat terlarut yang netral
|
Zat terlarut sebagian besar berbentuk molekul netral dan hanya sedikit yang berbentuk ion
|
Zat terlarut umumnya merupakan senyawa ionik atau kovalen polar
|
Zat terlarut umumnya merupakan senyawa kovalen polar
|
Agar kalian bisa memahami perbedaan sifat atau karakteristik antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah seperti yang disajikan dalam tabel di atas, silahkan kalian baca penjelasan berikut ini.
Mengapa nyala lampu larutan elektrolit kuat lebih terang daripada elektrolit lemah?
Nyala lampu dan timbulnya gelembung gas pada alat uji daya hantar listrik suatu larutan mengindikasikan bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Untuk mengetahui penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, kalian harus memahami terlebih dahulu konsep reaksi disosiasi (penguraian senyawa menjadi ion dalam larutan). Ketika suatu senyawa dilarutkan ke dalam air, ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu terdisosiasi (terurai) sempurna, terdisosiasi sebagian, dan tidak terdisosiasi.
Senyawa elektrolit kuat akan terdisosiasi sempurna, senyawa elektrolit lemah hanya terdisosiasi sebagian, sedangkan senyawa nonelektrolit tidak terdisosiasi. Suatu senyawa yang mengalami disosiasi, baik sempurna maupun sebagian terurai menjadi ion-ion penyusunnya (ion positif dan ion negatif). Reaksi-reaksi disosiasi pada senyawa elektrolit dapat dituliskan sebagai berikut.
HCl(l) → H+(aq) + Cl–(aq)
NaCl(s) → Na+(aq) + Cl–(aq)
CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO–(aq)
NaOH(s) → Na+(aq) + OH–(aq)
NH4OH(s) → NH4+(aq) + OH–(aq)
Daya hantar listrik berhubungan dengan ion-ion dalam larutan. Aliran arus listrik berbentuk pergerakan partikel berupa partikel elektron maupun ion. Ketika dilewatkan ke dalam larutan elektrolit, arus listrik akan dihantarkan oleh ion-ion dalam larutan sehingga lampu dapat menyala. Semakin banyak ion-ion dalam larutan, daya hantar larutan semakin kuat. Itulah sebabnya nyala lampu larutan elektrolit kuat lebih terang daripada larutan elektrolit lemah.
Mengapa derajat ionisasi larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit?
Derajat dissosiasi adalah fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula. Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus:
α
|
=
|
Mol zat terionisasi
|
Mol zat mula-mula
|
Nilai α dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut.
● α = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat
● 0 < α < 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah
● α = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit
Dari penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa larutan elektrolit mengalami disosiasi sempurna. Oleh karena itu, jumlah mol zat terionisasi sama atau hampir mendekati jumlah mol zat mula-mula, akibatnya nilai derajat ionisasi (α) hampir mendekati 1 (perhatikan rumus derajat ionisasi di atas).
Sedangkan larutan nonelektrolit mengalami disosiasi sebagian itu artinya jumlah mol zat terionisasi lebih kecil daripada jumlah mol zat mula-mula, sehingga nilai α lebih kecil dari 1. Itulah sebabnya kenapa derajat ionisasi larutan elektrolit kuat lebih besar daripada elektrolit lemah.
Mengapa senyawa ionik dalam larutan merupakan elektrolit kuat?
Kalian tentunya sudah mengetahui bahwa senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik, sedangkan senyawa yang memiliki ikatan kovalen disebut senyawa kovalen. Senyawa kovalen terbagi menjadi dua, yaitu senyawa kovalen polar dan nonpolar. Baik senyawa ionik maupun kovalen memiliki beberapa perbedaan dalam menghantarkan arus listrik.
1. Senyawa Ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya. Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion).
Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Dalam larutan, senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan elektrolit kuat.
Contoh:
NaCl(aq) ↔ Na+(aq) + Cl–(aq)
Ca(OH)2(aq) ↔ Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
K2SO4(aq) ↔ 2K+(aq) + SO42–(aq)
KOH(aq) ↔ K+(aq) + OH–(aq)
2. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom. Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih negatif.
Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya.
Contoh:
HCl(aq) ↔ H+(aq) + Cl–(aq)
H2SO4(aq) ↔ 2H+(aq) + SO42–(aq)
Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk ion.
Contoh:
NH3(aq) + H2O(l ) ↔ NH4+(aq) + OH–(aq)
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai hubungan antara jenis ikatan kimia dengan daya hantar listrik larutan.
■
|
Senyawa ionik apabila dilarutkan dalam air, maka senyawa tersebut akan terdisosiasi secara sempurna, akibatnya larutan yang dihasilkan bersifat elektrolit kuat.
|
■
|
Senyawa kovalen polar apabila dilarutkan dalam air, maka ada kemungkinan terdisosiasi secara sempurna atau sebagian. Apabila senyawa terdisosiasi secara sempurna, maka larutan yang dihasilkan bersifat elektrolit kuat. Sedangkan jika terdisosiasi sebagian, maka larutan yang dihasikan bersifat elektrolit lemah.
|
Dari penjelasan di atas telah jelas bahwa apabila zat terlarut dalam larutan adalah senyawa ionik, maka larutan tersebut bersifat elektrolit kuat. Sedangkan apabila zat terlarut dalam larutan adalah senyawa kovalen polar, maka larutan tersebut bersifat elektrolit kuat atau elektrolit lemah.